News, wartaduta - Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, menilai bahwa Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD, belum pas untuk menjadi cawapres Anies Baswedan.
Menurut Jamiluddin, belum cocoknya Mahfud MD mendampingi Anies untuk maju dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang karena beberapa hal, salah satunya terkait dengan kriteria Jusuf Kalla (JK).
“Kalau merujuk pada kriteria Jusuf Kalla, maka Mahfud belum masuk untuk menjadi cawapres Anies,” ujar Jamiluddin kepada awak media pada Kamis 20 April 2024.
Jamiluddin menyebut bahwa faktor pertama yang harus dipenuhi cawapres Anies adalah membantu meningkatkan elektabilitas. Dengan begitu, Mahfud belum memenuhi syarat karena elektabilitasnya jauh dibanding dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
“Suka tidak suka, elektabilitas Mahfud hingga saat ini sangat rendah. Elektabilitasnya masih jauh bila dibandingkan dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)," ujar Jamiluddin.
"Karena itu, elektabilitas Anies tidak akan terdongkrak bila didampingi Mahfud. Hal itu akan membuat peluang Anies menang menjadi kecil,” lanjut Jamiluddin.
Faktor selanjutnya adalah kerja sama. Jamiluddin menilai bahwa Mahfud memang sangat mumpuni di bidangnya, sama seperti Anies. Namun, jika kedua sosok yang punya kapasitas sama itu digabungkan, kemungkinan mereka bisa kerja sama itu relatif kecil.
“Sebab, masing-masing sosok akan menonjolkan egonya. Hal ini akan menyulitkan untuk mencapai titik kesepakatan,” katanya.
Jamiluddin menambahkan, peluang Anies dan Mahfud akan sulit untuk bekerjasama dalam kesetaraan.
Menurutnya, dua sosok ini mungkin baik untuk berdiskusi, namun akan sulit untuk mencapai kesepakatan dalam pengambilan keputusan atau kebijakan.
Oleh karenanya, Jamiluddin merasa Mahfud belum cocok mendampingi Anies. Menurut Jamiluddin, Anies Baswedan akan lebih baik diduetkan dengan sosok lain untuk mendongkrak peluang kemenangan.
“Dilihat dari nama-nama yang muncul, AHY masih sosok yang paling layak mendampingi Anies. Dua kriteria itu juga dapat dipenuhi AHY," jelas Jamiluddin.
“Karena itu, Koalisi Perubahan lebih baik fokus meningkatkan elektabilitas Anies dan AHY daripada menjodohkan Anies dengan sosok lain yang belum jelas. Fokus itu diperlukan agar disisa waktu ini, Koalisi Perubahan sudah dapat secara sistematis dan intensif mensosialiaasikan pasangan capresnya,” ungkapnya.
Sebagaimana diketahui, sebelumnya Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang merupakan anggota Koalisi Perubahan telah mendatangi Mahfud. Salah satu tujuan pertemuan itu adalah untuk bertanya mengenai kesediaannya mendampingi Anies dalam Pilpres 2024.
Meski begitu, tak hanya Mahfud, Presiden PKS Ahmad Syaikhu mengungkap masih ada banyak nama lain yang didatangi karena dirasa cocok untuk mendampingi Anies.
“Banyak tokoh-tokoh, lah. Ada yang ingin disebutkan secara langsung, ada pula yang tidak. Jadi makanya saya kira gak perlu menyebutkan, tapi sebagiannya sudah muncul barangkali di media-media,” tambahnya.